Sunday, November 21, 2010

Sarjana


Saya bilang wisuda adalah hari paling ribet sedunia. Pagi-pagi buta harus udah nongkrong di salon (siapa si pelopor dandan heboh pas wisuda, lengkap sama kebaya ketat bikin susah makan). Lebih ribet lagi kalo pulang dari salon disuruh nyetir sendiri dengan keadaan kain ketat susah gerak, dan nyasar menuju rumah padahal udah jam 7 dimana seharusnya jam 7 udah harus kumpul di kampus. Sampe kampus parkiran penuh dan ngantri lift ke atas.


Kenapa juga wisuda harus pake toga yang nutupin kebaya (atau jas buat cowonya) yang udah dipas-pasin di badan biar keliatan bagus tapi ga keliatan juga akhirnya. Dan kenapa topinya harus berbentuk segi 5 dengan tali menjuntai ke depan. Yang lebih lucu lagi baju serupa juga dipakai sama rektor dan dekan-dekannya (plus salah satunya ada yang bawa tongkat panjang bergemerincing macam biksu tong), bikin saya ngerasa jadi lulusan hogwarts dan mereka adalah guru sihir saya.


Setelah saya cari-cari ternyata toga punya sejarah sendiri. Kata toga sendiri berasal dari kata tego, yang dalam bahasa latin berarti penutup. Waktu itu toga Cuma berupa kain sepanjang 6 meter yang cara pakainya dililitkan ke tubuh. Semacam baju orang-orang romawi kuno warna putih yang sering kita liat di tv, meskipun sebenarnya toga merupakan pakaian yang biasa dipakai oleh pribumi Italia. Jaman dulu toga satu-satunya baju yang dianggap pantas buat dipakai keluar. Seiring dengan perkembangan jaman, pemakaian toga untuk baju sehari-hari mulai ditinggalkan. Tapi dengan sedikit modifikasi toga naik pangkat menjadi pakaian sidang kekaisaran dan pakaian seremonial, salah satunya wisuda. bahkan toga pernah dianggap sebagai jenjang-jenjang kekuasaan.

Kenapa warnanya hitam? Karena dengan memakai warna hitam, para sarjana diharapkan dapat menyibak kegelapan dengan menggunakan ilmu pengetahuan. Selain itu warna hitam juga dianggap sebagai lambang keagungan

Kenapa topinya berbentuk segi 5? Jadi sudut-sudut yang dibentuk dari segi 5 tersebut melambangkan bahwa seorang sarjana dituntut untuk rasional dan memandang segala sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Buat apa tali menjuntai yang biasanya dipindahkan dari kiri ke kanan? Jadi tali menjuntai yang tadinya berada di sebelah kiri mempunyai arti lebih banyak otak kiri yang dipakai sewaktu kuliah, dan dengan dipindahkannya tali tersebut ke sebelah kanan diharapkan para sarjana tidak hanya menggunakan otak kiri saja, tetapi juga menggunakan otak kanan yang ada hubungannya dengan kreativitas, imajinasi dan inovasi. Arti lainnya tali tersebut melambangkan tali pita pembatas buku, dengan memindahkan tali tersebut para sarjana diharapkan terus membuka buku supaya ilmunya terus berkembang.
Sayangnya wisuda saya kemarin g ada prosesi pemindahan tali ini, jadi mungkin itu penyebab sampai sekarang otak kanan saya cuma kepake buat kreatifitas yang tidak bertujuan dan buka buku komik aja :D

Sumber bacaan