Sunday, January 29, 2012

Cita-Cita


Waktu SD cita-cita saya jadi apoteker, alasannya simpel, karna a marwan punya cita-cita jadi dokter dan teh rena punya cita-cita jadi bidan maka saya menyeimbangkan. Cita-cita jadi apoteker adalah cita-cita yang paling lama saya sandang selama hidup saya, dan langsung kandas sewaktu aa dan teteh masuk IPS.

SMP, cita-cita saya jadi penulis. Ini masa dimana saya lagi suka-sukanya nulis cerpen dan baca buku. Bahkan saya bikin cerita bersambung yang diambil dari kehidupan saya sehari-hari, pembacanya anak-anak babetutu, dan beberapa orang yang bisa saya percaya, karna isinya curhatan berkamuflase fiksi. Saya patah hati, cerita bersambung selesai sampai disitu barengan dengan selesainya cita-cita saya jadi penulis. Lebih enak jadi pembaca daripada pembuat cerita, jadilah saya yang sampai sekarang ini jadi penggila buku.

Saya juga sempat punya cita-cita jadi astronot. A sandi yang memperkenalkan saya dengan rasi bintang bernama orion, tentang UFO, tentang kesenangan berburu bintang jatuh, NASA. Bulat tekad masuk jurusan astronomi UI. Dan terlanjur kecewa setelah tau kenyataan, di UI ga ada jurusan astronomi.

SMA, cita-cita saya berubah lagi. Saya mau jadi arsitek. Mungkin diantara cita-cita yang lain, ini cita-cita saya yang paling serius. Saya suka gambar, dan saya suka rumah yang bagus. Saya, sandi dan irwin yg punya tujuan sama masuk arsitek ITB, jauh-jauh ke bandung bareng temen-temen yang lain untuk ikut USM nya. Tapi ternyata sekedar suka ga cukup buat mengantar saya jadi seorang arsitek, irwin berhasil lulus, saya dan sandi gagal tes masuk. Bedanya sandi tetap coba masuk universitas lain dengan jurusan yang sama, tapi usaha saya jadi arsitek berhenti sampai disitu. Kejadian lucunya, saya titip doa ke Danar yang mau umroh supaya lulus SPMB. Dengan inisiatifnya dia mendoakan saya supaya masuk “arsitektur ITB di SPMB” padahal saya sama sekali ga mencantumkan arsitektur ITB di pilihan SPMB saya.

Kuliah, saya ngerasa udah ga bisa milih cita-cita. Bukannya masuk fakuktas kedokteran itu otomatis nantinya bakal jadi dokter ya? Profesi yang ga pernah kepikiran di otak saya buat dijadiin cita-cita. Tapi siapa yang tau kalo nantinya saya jadi dokter yang menggeluti bidang farmasi, atau dokter sekaligus penulis, bisa jadi pula jadi dokter pertama di Indonesia yang dikirim ke luar angkasa, atau mungkin dokter yang ngerancang rumah sakitnya sendiri. Dengan gitu kan cita-cita saya kesampean juga.

Semua anak pasti punya cita-cita untuk ngebahagiain orang tua, dan mungkin jadi dokter inilah jalannya.... :)

1 comment: